“Pendidikan bukan persiapan untuk hidup. Pendidikan adalah hidup itu sendiri”
- John Dewey
Gerakan Mengajar Desa yang kini sudah menasional/doc. GMD |
Cianjur adalah kabupaten terluas kedua di provinsi Jawa Barat setelah Sukabumi. Luas wilayahnya sekitar 3.800 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 2,2 juta jiwa pada tahun 2017 yang tersebar di 354 desa.
Tapi potensi geografis ini berbanding terbalik dengan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikeluarkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik).
Pada tahun 2018, Cianjur menempati posisi terendah di Jawa Barat dalam hal angka IPM. Dan salah satu indikator pengukuran IPM adalah indeks pendidikan. Otomatis jika ingin meningkatkan angka IPM, maka harus ada perbaikan dan peningkatan mutu di sektor pendidikan.
Lahirlah "Gerakan Mengajar Desa"
Merespons kenyataan bahwa IPM Cianjur terendah di Jawa Barat, seorang pemuda berusia 18 tahun yang kala itu masih SMA (Sekolah Menengah Atas), menginisiasi sebuah gerakan revolusioner yang selanjutnya dikenal dengan "Gerakan Mengajar Desa".
Adalah Gardian Muhammad Abdullah, sosok pemuda asal Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur yang memulai gerakan tersebut.
Ia memiliki harapan dan keinginan untuk berkontribusi terhadap pendidikan di Cianjur meskipun masih menempuh jenjang pendidikan SMA. Harapan itu ia mulai bersama teman-temannya dengan berbagi ilmu kepada para siswa di tingkat SD di pelosok Cianjur.
Ia meyakini bahwa salah satu penyebab pendidikan di desanya lebih tertinggal dibanding daerah lain, karena masih minimnya peran dan kepedulian pemuda terhadap pendidikan.
Oleh karenanya, ia merasa harus berperan aktif mengubah bentuk pendidikan
Indonesia terutama di daerah asalnya.
Tentunya pemikiran ini tidak lahir begitu saja. Pemuda kelahiran Cianjur, 15 Agustus 2000 ini, sudah memiliki ketertarikan terhadap bidang sosial dan pendidikan sejak kecil.
Ia mempelajari semua ini dari ayahnya yang berprofesi sebagai guru. Ia seringkali diajak ayahnya untuk mengajar bersama di salah satu SMP di dekat rumahnya. Maka tak heran, apa yang ia lalui di masa lalu sangat berimplikasi terhadap kegiatannya di masa kini.
Apa yang dilakukan Gerakan Mengajar Desa?
Setelah enam tahun sejak awal mula berdirinya, Gerakan Mengajar Desa (GMD) yang merupakan bagian dari Yayasan Generasi Sahabat Pendidikan telah tumbuh menjadi salah satu gerakan pendidikan terbesar di Indonesia.
GMD telah menjangkau lebih dari 30.000 penerima manfaat, dan memiliki lebih dari 2.200 Tutor Inspiratif di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Oia, Tutor Inspiratif adalah istilah yang GMD sematkan bagi para relawan yang ingin bergabung menjadi pengajar. Siapapun bisa ambil peran menjadi tutor, karena pada prinsipnya siapapun bisa berbagi ilmu sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Dalam pelaksanaannya, Gerakan Mengajar Desa fokus pada tiga poin pemberdayaan pemuda yakni Pemberdayaan Masyarakat, Latihan Kepemimpinan, dan Menginspirasi.
Dari sisi pengabdian masyarakat, para tutor akan memberikan pengabdian selama 7 hari atau lebih di titik-titik desa yang membutuhkan. Tentunya selain berbagi pengetahuan dengan masyarakat desa, kegiatan ini pun memberikan pengalaman yang mengesankan bagi tutor sendiri.
Untuk menciptakan hasil yang maksimal, para tutor dibekali latihan kepemimpinan melalui GMD Leadership Mindset dan kegiatan Training of Trainer (ToT). Sehingga para tutor bukan hanya siap secara keilmuan saja, tapi juga siap mental ketika melakukan pengabdian di masyarakat.
Lebih jauhnya, GMD ingin menginspirasi banyak orang dengan mengabarkan potensi cerdas anak bangsa kepada dunia.
Tentunya, untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi misi awal gerakan ini dibuat, ada nilai-nilai yang senantiasa dikembangkan dan dijadikan panduan dalam kegiatan-kegiatan GMD.
Nilai-nilai tersebut adalah kolaboratif, peduli, memberdayakan, dan solutif.
Gerakan Mengajar Desa berkomitmen untuk senantiasa berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk satu tujuan, yakni memajukan pendidikan Indonesia. Disertai dengan rasa peduli terhadap sesama yang berarti GMD akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat.
Tidak hanya sekadar hadir, tapi juga menjadikan masyarakat lebih berdaya dan mampu bersaing dalam setiap lini kehidupan. Menjadi manusia-manusia unggul pemecah masalah. Bukan sekadar menjadi pengkritik, tapi juga menawarkan solusi dan cara penyelesaiannya.
Sebuah bakti dari Cianjur untuk negeri dengan 9 program utama
Tidak hanya menawarkan program pengabdian sebagai program utama, Gerakan Mengajar Desa juga kini hadir dengan 8 program lainnya yang terangkum dalam 9 Program Utama GMD.
1. Pengabdian Utama
Kegiatan pengabdian selama tujuh hari ini dirancang untuk mengembangkan pendidikan karakter para peserta didik. Diharapkan para peserta bisa mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam setiap perilakunya.
Para tutor pun membuat kegiatan ini menjadi lebih menyenangkan karena pengajaran dikemas dengan berbasiskan budaya dan teknologi. Para peserta bisa belajar dan bermain melalui Educative Traditional Games dan Fun & Digital Learning.
Adapun materi yang disampaikan selama pengabdian di antaranya tentang counseling education, dreaming, religion mindset, Pancasila dan HAM, social media, environmental science, social education, cultural education, dan fun english.
Tutor Inspiratif memberikan pengajaran di salah satu sekolah di Kab. Bandung/doc. GMD |
2. GMD Leadership Mindset
Pelatihan kepemimpinan bagi para tutor selama 6 bulan. Disusun dengan kurikulum yang kompresensif, membuat para tutor lebih siap untuk mengabdi di masyarakat.
Selain itu, latihan kepemimpinan ini punya misi mulia yakni menciptakan calon-calon pemimpin di kemudian hari baik untuk diri sendiri, keluarga, organisasi, ataupun bangsa. Tentunya calon pemimpin yang memiliki karakter "World Class Competence but Grass Root Understanding".
3. Capacity Building
Kegiatan Training of Trainer (ToT) yang dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas para Tutor Inspiratif Gerakan Mengajar Desa. Kegiatan ini menghadirkan pembicara professional di bidang pendidikan.
Beberapa materi yang disampaikan meliputi critical thinking, creativity, collaboration communication, digital literacy, basic life skills, leadership mindset, dan sadar hukum.
4. Creative Lab
Creative Lab adalah platform pemberdayaan pemuda di bidang peningkatan kreativitas dan pember- dayaan ekonomi kreatif. Creative Lab berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pemuda dan mencetak para sociopreneur muda.
Salah satu kegiatan yang pernah dilakukan Creative Lab adalah melaksanakan "Try Out Akbar" dan seminar pendidikan untuk 1000 siswa di Kabupaten Cianjur secara gratis.
Selain itu, Creative Lab rutin melaksanakan upgrading secara online melalui akun resmi instagramnya @creativelabb dengan menghadirkan para pemuda inspiratif sebagai narasumber.
5. Riders Mengajar
Program kolaborasi dengan berbagai komunitas otomotif untuk melaksanakan sosialisasi tentang keselamatan berkendara dan berlalu lintas.
6. Gerakan Nasi Bungkus
Gerakan Nasi Bungkus atau disingkat GASIBU biasa dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Apalagi ketika masa pandemi, kegiatan ini rutin dilakukan karena masih minimnya pengetahuan masyarakat terkait upaya preventif terhadap Covid-19.
Pada tahun 2020, program GASIBU sudah menjangkau lebih dari 5.000 penerima
manfaat yang tersebar di 41 titik di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
7. GMD Quick Response
Sebuah program sosial Gerakan Mengajar Desa yang bergerak apabila ada isu yang bersifat darurat dan mendesak di masyarakat seperti bencana alam, dengan melakukan bakti sosial dan kegiatan bantuan lainnya.
Contohnya, GMD Quick Response pernah turut serta menyalurkan bantuan dari masyarakat di beberapa daerah seperti Cicurug (Kabupaten Sukabumi), Leles dan Pameungpeuk (Kabupaten Garut).
Berkolaborasi dengan Jabar Bergerak Zillenial menggalang donasi untuk membantu warga Sukabumi yang diterpa musibah banjir bandang September 2020/doc. GMD |
8. Wakaf Al-Quran
Program rutin Gerakan Mengajar Desa sebagai bentuk dukungan untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan masyarakat.
9. Donasi Pendidikan
Platform yang memungkinkan masyarakat umum bisa berkontribusi untuk pendidikan dalam bentuk donasi.
Pendidikan untuk hidup yang berkelanjutan
Isu 'berkelanjutan' kini menjadi tren di berbagai bidang. Seperti fashion, pariwisata, atau lingkungan, yang banyak menerapkan konsep berkelanjutan agar industrinya tetap sustain dalam jangka waktu yang lama.
Tapi yang nggak kalah penting dari konsep berkelanjutan adalah menyiapkan sumber daya manusianya yang siap untuk keberlanjutan itu sendiri. Tanpa sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing, mustahil hal itu bisa dilaksanakan.
Untuk menciptakan hal tersebut, kiranya perlu pendidikan yang terus menerus seperti yang dilakukan Gerakan Mengajar Desa. Apa yang GMD lakukan, telah memperkuat mata rantai agar ekosistem pendidikan tidak terputus.
Melihat track record dan dampak yang dihasilkan dari Gerakan Mengajar Desa, sang founder, Gardian Muhammad mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra pada tahun 2023 untuk tingkat provinsi.
SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Semoga apa yang dilakukan Gerakan Mengajar Desa bisa jadi inspirasi bagi
seluruh pemuda untuk peduli pada pendidikan. Bahkan dengan jangkauan GMD
yang sudah menasional, bisa sama-sama kolaborasi dengan pemuda setempat.