Bulan Ramadan adalah momentum yang tepat untuk fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan). Pasalnya di bulan ini, segala amal yang kita lakukan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Tentunya tidak hanya amal kebaikan yang berkaitan dengan ibadah pribadi saja yang bisa dilakukan, tapi juga yang terkait dengan lingkungan atau masyarakat. Atau yang biasa kita sebut dengan ibadah sosial.
Digitalic, salah satu Digital Marketing Agency di Jakarta, adalah perusahaan yang berusaha menyebarkan kebahagiaan di bulan Ramadan ini. Mereka mengadakan kegiatan buka puasa bersama yang diberi tajuk 'Cahaya Ramadan Melukis Asa'.
Saya sangat senang bisa hadir dan turut membersamai kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat, 22 Maret 2024 ini.
Buka puasa dan santunan bersama santri TPQ Waladush Shalih Bandung
Dari pukul setengah tiga sore, saya sudah bersiap-siap meluncur. Kala itu cuaca Bandung sedang (kembali) hujan. Sehingga, begitu hujan reda saya langsung tancap gas agar tidak terlambat mengikuti kegiatan.
Lokasi kegiatan yang berada di Kantor RW 04 Kelurahan Balonggede, Kec. Regol, Kota Bandung ini nggak terlalu jauh dari tempat tinggal saya di Buah Batu. Sekitar 5-10 menit menggunakan motor sudah bisa sampai.
Setiba di sana, saya disambut dengan keramahan panitia. Saya juga melihat beberapa anak yang merupakan santri dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Waladush Shalih Bandung sudah hadir di lokasi.
Sembari menunggu acara dimulai, saya sempatkan dulu salat Asar di ruangan yang sudah disiapkan panitia.
Nggak berselang lama, para santri yang jumlahnya sekitar 65 orang sudah memenuhi lokasi kegiatan. Sebagian ada yang ditungguin oleh orang tua atau keluarga mereka, sebagian ada yang hanya di antar jemput saja.
Para santri TPQ sudah duduk rapi, siap mengikuti kegiatan/doc. Raja
Lubis |
Tepat pukul 15:50 WIB, acara 'Cahaya Ramadan Melukis Asa' resmi dibuka. Dalam sambutan pembukaannya, Robit Mikrojul Huda selaku CEO Digitalic mengungkapkan bahwa ini kali pertama acara sosial ini dilakukan di kota Bandung.
Robit juga memperkenalkan tentang perjalanannya memulai Digitalic 6 tahun lalu. Seraya berharap apa yang dilakukan Digitalic bisa membawa keberkahan dan senantiasa menelurkan semangat berbuat baik.
Apa-apa yang disampaikan oleh Robit, diamini pula oleh Ibu Pipih selaku ketua TPQ Waladush Shalih Bandung.
Ibu Pipih mengaku bahagia dan senang sekali karena selama 8 tahun berdirinya TPQ, baru kali ini mengadakan kegiatan buka puasa bersama. Ia pun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim Digitalic.
Saya bisa merasakan kesederhanaan dan kebersamaan dari kegiatan ini. Semua elemen masyarakat bersatu padu bekerjasama membuat acara ini selancar mungkin.
Kegiatan semakin menarik karena diisi oleh lantunan ayat suci Al-Quran yang dihafalkan oleh perwakilan santri. Ya, dihafal nggak dibaca. Kalau istilah basa Sunda-nya mah 'ditalar'.
Seketika jadi inget pas masa kecil dulu. Sering banget ikut talaran Al-Quran mulai dari surat-surat pendek yang ada di Juz 30 (Juz Amma) hingga surat-surat tertentu seperti Ar-Rahman dan Al-Waqiah.
Kenangan masa kecil makin menjadi saat acara memasuki bagian lantunan sholawat. Beneran bikin haru dan tersentuh pas bagian ini.
Jadi ceritanya, lantunan sholawat ini bakal dipandu oleh panitia, terus nanti para santri tinggal mengikutinya. Eh ternyata, begitu sholawat baru disetel, para santri ternyata bisa langsung melantunkannya. Mereka memang sudah hafal sholawat tersebut.
Coba gimana nggak bikin haru dan tersentuh?
Oia, santri yang berada di TPQ Waladush Shalih ini berusia maksimal kelas 6 SD. Ada yang belum sekolah, ada juga yang baru masuk TK/PAUD. Ya, coba dibayangkan anak sekecil itu lantunan yang keluar dari mulutnya adalah sholawat.
Perwakilan santri yang hafalkan Al-Quran/doc. Raja Lubis |
Selesai segmen lantunan sholawat, kegiatan berlanjut ke segmen lomba mewarnai. Semua santri sudah mendapatkan gambar dan alat mewarnai sebelumnya. Ada beberapa gambar yang bisa diwarnai seperti gambar masjid dan lumba-lumba.
Saya kalau disuruh mewarnai nyerah deh. Pokoknya waktu pelajaran sekolah dulu kalau urusan gambar dan mewarnai pasti skip. Hehe.
Pokoknya lagi pas segmen ini saya langsung berguman, "ini pasti seru sih, bakal banyak kreativitas anak-anak yang out of the box".
Dan benar saja. Kegiatan mewarnai yang dipandu oleh selebgram @diniyaan ini memang hadirkan kelucuan dan kemeriahan tersendiri.
Ada santri yang fokus ikutin arahan, ada yang bingung bedain warna krayon, ada juga yang ngahuleng bae. Contohnya, santri yang di dekat saya mewarnai lumba-lumba dengan warna oranye. Sungguh kreatif dan out of the box bukan?
Hasil dari lomba mewarnai ini akan diumumkan di akhir acara. Sementara menunggu hasil pengumuman, kegiatan diisi dengan berbagai doorprize dan games berhadiah.
Kreativitas tanpa batas/doc. Raja Lubis |
"Ini katanya blogger mau kasih games"
Tiba-tiba saja panitia TPQ meminta blogger memberikan pertanyaan untuk para santri. Ini nggak ada di skrip. Tapi inilah bukti bahwa keberadaan kami sebagai blogger diterima dengan baik oleh panitia.
Nah, kalau sudah urusan begini, saya biasanya yang jadi tumbal. Saya yang duduk di tengah-tengah para santri, akhirnya mengambil mic dan mulai berbicara.
Nggak langsung ke pertanyaan, tapi mukadimah dulu sebentar. Tapi sesungguhnya ketika mulut sedang pembukaan, otak bekerja memikirkan pertanyaan. Akhirnya dapatlah satu pertanyaan, "dalam Al-Quran ada berapa surat?".
Pertanyaan pertama dijawab oleh santri perempuan bernama Balqis. Ia menjawab, "ada 114 surat". Wah jawabannya betul.
Dasarnya kalau lagi nge-MC saya suka 'jail', sebelum saya berikan hadiahnya, saya tanya satu pertanyaan lagi kepada Balqis.
"Hm..namanya Balqis bagus. Tapi tahu nggak, dulu ada ratu namanya Balqis yang hidup di zaman nabi. Coba nabi siapa?"
Suara riuh sorai dari sekeliling yang saya tangkap sebagai sebuah kekhawatiran takut Balqis tidak bisa menjawab pertanyaan. Tapi dengan lantang Balqis menjawab, "Nabi Sulaiman".
Yeah, ibu-ibu ke-prank. Ternyata Balqis bisa menjawab dengan benar.
Saat pertanyaan kedua saya diminta naik ke panggung oleh MC. "Sebutkan surat ketiga dalam Al-Quran dan apa artinya?".
Lagi-lagi santri perempuan yang menjawab. Santri yang bernama Dwi itu menjawab, "Ali Imran artinya keluarga Imran".
Biar adil seperti Balqis, saya beri satu pertanyaan lagi untuk Dwi. Karena namanya Dwi yang bisa diartikan sebagai 'dua', saya tanya apa surat kedua di Al-Quran. Dan Dwi pun bisa menjawab, "Al-Baqarah artinya sapi betina".
Hm... kepintaran santri Balqis dan Dwi emang semakin meyakinkan mitos kalau yang pintar-pintar di sekolah itu memang perempuan. Hehe.
Tim Digitalic, perwakilan santri & TPQ, berfoto bersama sesuai penyerahan donasi/doc. Raja Lubis |
Larut dalam kebahagiaan, nggak kerasa waktu sudah menunjukkan jam setengah enam sore. Waktu Magrib hampir tiba.
Sebelum buka puasa bersama, tim Digitalic memberikan santunan kepada seluruh para santri. Dan juga menyerahkan donasi alat tulis dan keperluan sekolah secara simbolik kepada perwakilan TPQ Waladush Shalih Bandung.
Ah, rasanya betul-betul bahagia bisa berada di sini. Slogan #DigitalicSharesHappiness bukan kata-kata semata. Saya turut serta merasakan kebahagiaan yang sama seperti yang para santri rasakan.
Baiklah melipir dulu ke dalam ruangan sembari menantikan waktu berbuka puasa. Cireng dan bala-bala sudah menanti untuk disantap. Tersedia juga snack seperti roti dan risoles yang menggugah selera.
Alhamdulillah waktu Magrib tiba. Kami berbuka puasa bersama dengan penuh kehangatan dan kebersamaan.
Di hari itu, satu lagi kepingan kisah bermanfaat saya dapatkan untuk modal kehidupan. Betapa Ramadan bisa melukiskan asa dan cita anak-anak untuk masa depannya, dan bisa membangkitkan memori saya akan kenangan masa lalu.
Kakak Raja doakan, semoga adik-adik semua yang sekarang sedang menuntut ilmu di TPQ bisa terus lancar ngajinya. Dan menjadi orang-orang yang sukses di masa depan, calon pemimpin bangsa yang tidak hanya pintar tapi juga ber-akhlakul karimah. Aamiin.