Untuk informasi seputar review film dan info perfilman, silakan kunjungi RajaSinema

Diikuti Ratusan Peserta, Audisi Sunsilk Hijab Hunt 2018 Bandung Sukses Digelar

 

Ketika ajang pencarian bakat menjadi idola kaum muda, kebanyakan dari mereka mengikutinya dengan alasan menambah pengalaman dan atau relasi. Berkaca pada diri sendiri ketika mengikuti berbagai kompetisi, alasan saya memang ingin terkenal dan materi yang berlimpah. Harapannya bisa mengubah ekonomi keluarga menjadi lebih baik. Tujuan tersebut jelas ukurannya, karena jika hanya menambah pengalaman secara tak langsung dengan berani ikut audisi itu pun sudah menambah pengalaman. 

Hal senada pun pernah saya lakukan ketika interview tempat kerja sekarang. Mengapa kamu siap ditugaskan ke luar kota? Menambah pengalaman? Owh tidak, dengan polosnya saya jawab, instagram saya sepi dan saya butuh konten. Wkwkwkwk, saya memang lebih senang pada hal-hal yang terukur.

Kota di Indonesia yang biasanya menjadi tujuan audisi penyelenggara pencarian bakat adalah Bandung. Hampir dipastikan, Bandung selalu disinggahi oleh panitia pencari bakat. Pernah saya bertanya kepada salah satu panitianya, mengapa Bandung dipilih? Jawabnya karena Bandung memang gudangnya anak-anak muda, kreatif dan berbakat.

Hal ini juga nampaknya diamini oleh Sunsilk yang sudah sejak 2012 bekerjasama dengan detikcom mengadakan kegiatan Sunsilk Hijab Hunt. Sebuah ajang pencarian bakat bagi wanita muslimah yang berjilbab. Nah, jelas saya tidak memenuhi syarat utama untuk ikut kontes ini.

Bertempat di Ballroom Masjid Trans Studio Mall Bandung, ratusan muslimah nu gareulis (baca: cantik) sudah mengantre bahkan beberapa jam sebelum pintu dibuka pukul 10.00 WIB. Melihat antrean ini kembali mengingatkan saya juga pada peristiwa audisi sebuah pencarian bakat menyanyi di sebuah stasiun televisi. 

Waktu itu saya sudah antre sejak pukul 05.00 pagi. Tiba di sana pukul segitu pun, antrean sudah mengular. Terpikir di benak, antrean pertama datang jam berapa ya kira-kira? Sebelum bertemu juri utama, terlebih dahulu kita harus melewati audisi beberapa bilik audisi. Satu per satu harus dilewati. Bahkan, saya masuk ke bilik pertama itu pukul 2 siang. Kebayang kan? Fisik juga keburu lelah. 

Untuk mempermudah dalam penyaringan peserta, Sunsilk Hijab Hunt membagi audisi dalam waktu 2 hari. Hari pertama diikuti oleh seluruh peserta dengan target mencari 20 finalis yang akan berkompetisi di hari kedua. Pada hari kedua akan dipilih 2 orang yang akan mewakili Bandung ke ajang Sunsilk HIjab HUnt 2018.

Bagaimana keseruannya?
Hari Pertama, Sabtu, 12 Mei 2018 
 
Pintu resmi dibuka tepat pukul sepuluh pagi. Mereka yang sudah antre mulai memasuki ruangan untuk melakukan pendaftaran ulang baik untuk peserta yang sudah registrasi online ataupun on the spot. Konsepnya hampir sama dengan ajang pencarian bakat pada umumnya. Peserta mendapat formulir pendaftaran kemudian melakukan sesi foto untuk selanjutnya menunggu proses audisi di bilik-bilik yang telah disediakan.
 
Dalam masa penantian menuju bilik ini lah, biasanya kita mendapat teman baru, saling ngobrol untuk melepas rasa tegang tapi ada juga yang fokus latihan dan menyendiri di sebuah sudut.
 
Untuk menambah kemeriahan acara audisi, acara dihibur dengan berbagai macam kegiatan. Mulai dari fashion show, tutorial make up hingga penampilan-penampilan memukai dari para finalis Sunsilk Hijab Hunt tahun-tahun sebelumnya.
 
Selama di lokasi, kegiatan audisi Sunsilk HIjab HUnt 2018 juga dimeriahkan di media sosial dengan berbagai kontes berhadiah. Bahkan, masyarakat yang baru tahu ada audisi hari itu pun masih boleh registrasi hingga pukul empat sore.

20 Besar

Hasil audisi hari pertama dengan berbagai ragam bakat, terpilihlah 20 muslimah yang akan kembali berkompetisi esok hari. Mereka adalah:

  1. Rachelia Aisha Linandar - Menari Tradisional dan Modern

  2. Peavey Nadya Iriawan - Bernyanyi

  3. Mia Puspa Gandana - Hypnotherapy dan Storytelling

  4. Nada Umaya Awaliyah - Berdakwah

  5. Erika - Bermain Bass

  6. Putri Handayani - Menari

  7. Lisda Nurdianti - Menari Kontemporer

  8. Sabine Fatimah Sayidina - Bernyanyi dan Bermain Gitar

  9. Widhyana Vanrilla - Bernyanyi

  10. Uchi Qolby - Bernyanyi

  11. Syintia Nur Haliza - Bernyanyi

  12. Zahrah Eza Anggina - Storytelling

  13. Ira Ary Monica - Monolog

  14. Dini Andriany - Bernyanyi

  15. Inggit Gustari - Bernyanyi

  16. Putri Nurmaliani Pratiwi - Bernyanyi

  17. Nanda Puspa - Public Speaking

  18. Marsha Raihana Rifati Putri - Kolaborasi Dance dengan Akting

  19. Gita Millenia Prameswari - Berdakwah

  20. Lisna Novita - Monolog
 Hari Kedua, Minggu, 13 Mei 2018
 
20 finalis yang sudah terpilih akan unjuk bakatnya di hari kedua. Bukan lagi di bilik audisi melainkan di panggung utama Sunsilk Hijab HUnt 2018 yang bisa disaksikan oleh masyarakat umum. Dipandu oleh MC Rizky Kinos acara berlangsung meriah dan seru. Bakat-bakat yang beragam menunjukkan bahwa wanita pun berhak berprestasi. 
 
Jilbab bukanlah halangan untuk meraih cita-cita. Satu-satunya halangan wanita berjilbab tak bisa ikut unjuk kabisa karena usia saja, hehhe. Secara, syarat usia peserta adalah maksimal 28 tahun. Hayo emak-emak blogger Bandung yang kemarin liputan pingin juga kan ikutan?

Pertunjukkan para finalis dinilai langsung oleh 2 dewan juri Bella Almira (Sunsilk Hijab Hunt 2015) dan Nycta Gina (Artis, Presenter). Acara makin seru dengan kehadiran penyanyi muda pendatang baru, Rendy Pandugo.

Lalu siapakah dari 20 peserta yang akan mewakili Bandung ke Grand Final nanti?

Setelah melalui serangkaian penilaian, Sabine Fatimah Sayidina yang bernyanyi sambil bermain gitar menjadi peserta pertama yang terpilih. Sabine ini favorit saya sih. Dari beberapa peserta yang menampilkan bakat bernyanyi, Sabine ini yang paling asyik. 

Siapa yang kedua? Tebakan saya peserta dengan bakat selain bernyanyi. Biasanya seperti kontes, dicari yang memiliki bakat berbeda namun tetap memukau. Yess, ternyata finalis kedua jatuh pada peserta dengan bakat monolog, Ira Ary Monica.

Selamat ya Sabine dan Ira melaju ke Jakarta mewakili Bandung. Sukses terus dan semoga bisa menjadi juaranya.
Read Also :
Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi Jurnalis atau Entertainer namun malah tersesat di dunia Informatika

7 comments

  1. Yuk bantu doain kedua finalis dari Bandung, biar jadi juara di grand final
  2. Bersedia ditugaskan ke luar kota untuk menambah koleksi di instagram? Hahaha...jawaban yang jujur sekali. Tapi memang patut diacungin jempol dengan keterbukaannya.

    Soal finalis kemarin, benar juga ya... Juri memilih peserta dengan bakat yang berbeda. Yang satu pintar nyanyi dan yang satu jago di monolognya. Memang keren ya...
  3. Mari berdoa
  4. Xixixixi. jawabnya polos ngalir gitu saja. hehe

    Yoi, finalisnya keren-keren.
  5. Hahaha jawaban paragraf pertama itu epik banget. Pertanyaan yang bisa menjebak sih menurutku mah. Mau jujur atau diplomatis, cocok-cocokan sama yang wawancara. Eh giiran pas tau jobdesknya kayak gimana, pengen mundur malah dikejar disuruh datang lagi. *malah curhat*

    Kalau yang aku perhatiin yang lolos ke Jakarta ini udah ketebak secara kostum dan skill. Kostum ga usah heboh-heboh. Pas bacain hasil penjurian, sosmednya juga dikepoin tenyata. Nah jadi bener, kalau niat ramein konten, ini bisa jadi jawaban hahaha
  6. Iya teh pertanyaan menjebak. Tergantung selera interviewer, subjektif soalnya
  7. Hahaha jawaban pas wawancara itu epik banget. Pertanyaan yang bisa menjebak sih menurutku mah. Mau jujur atau diplomatis, cocok-cocokan sama yang wawancara. Eh giiran pas tau jobdesknya kayak gimana, pengen mundur malah dikejar disuruh datang lagi. *malah curhat*

    Kalau yang aku perhatiin yang lolos ke Jakarta ini udah ketebak secara kostum dan skill. Kostum ga usah heboh-heboh. Pas bacain hasil penjurian, sosmednya juga dikepoin tenyata. Nah jadi bener, kalau niat ramein konten, ini bisa jadi jawaban hahaha
Terima kasih sudah berkunjung ke RajaLubis. Tinggalkan jejak dengan mengisi kolom komentar yang ada. Kami tidak memoderasi kolom komentar, jadi silakan re-cek kembali sebelum berkomentar. Hindari komentar dengan memberikan link hidup, sapaan yang salah, dan atau kata-kata kasar.